Loading...

Ngewaste (Ngentak Smart Village for Waste Management): Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan Melalui Skema Pengembangan Produk Ecobrick serta Budidaya Maggot Black Soldier Fly dan Lele Berbasis Internet of Things

Innovillage
Share post:

Tim Better Off bermitra dengan Karang Taruna Guyub Adi Darma akan menginisiasi program pengolahan sampah terpadu bernama Ngewaste (Ngentak Smart Village for Waste Management): Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan Melalui Skema Pengembangan Produk Ecobrick serta Budidaya Maggot Black Soldier Fly dan Lele Berbasis Internet of Things. Sampah organik berupa sampah olahan dapur rumah tangga dan sampah limbah pasar akan dikumpulkan dan dikelola menjadi pakan Maggot Black Soldier Fly. Hasil maggot kering akan digunakan sebagai pakan lele budidaya dalam kolam yang terletak di utara dusun oleh Karang Taruna Guyub Adi Darma. Untuk sampah anorganik berupa sampah rumah tangga dan sampah limbah pasar akan diolah menjadi ecobrick. Hasil pengolahan menjadi ecobrick dapat digunakan sebagai tembok di lokasi pengolahan maggot, meja, dan kursi.

Program solusi yang dikombinasikan dengan Internet of Things (yang selanjutnya disingkat IoT) dalam program ini akan diterapkan dalam empat hal/bidang :

1. Pengumpulan sampah rumah tangga.

2. Pembuatan produk ecobrick

3. Budidaya maggot.

4. Budidaya lele di kolam.

Langkah-langkah implementasi:

1. Pra Proposal

Tahapan pra proposal meliputi observasi dan wawancara secara langsung ke lokasi mitra untuk menjalin kerja sama, mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan mitra, serta menggali potensi.

2. Koordinasi internal tim dan mitra untuk persiapan pelaksanaan program

Koordinasi merupakan tahapan untuk melakukan diskusi perencanaan secara internal tim, termasuk dosen pembimbing, serta dengan masyarakat sasaran/mitra.

3. Skema kemitraan program.

Program ini akan melibatkan beberapa mitra dengan metode kolaborasi pemberdayaan serta pendampingan

Proses Pelaksanaan:

a. Pembuatan modul Berbasis Internet of Things

b. Sosialisasi dan diskusi terbuka mengenai program pengabdian tim kepada Karang Taruna Guyub Adi Darma dan pengurus pasar Kepek.

c. Penyuluhan pemilahan sampah organik dan anorganik kepada warga sekitar Padukuhan Ngentak Kidul, pengurus pasar dan Karang Taruna Guyub Adi Darma.

d. Pembangunan bak pembibitan, pembagian media budidaya lele dan maggot, serta pembuatan perlengkapan budidaya maggot serta proses pembuatan ecobrick.

e. Praktik pengolahan limbah organik melalui budidaya maggot

f. Praktik budidaya ikan lele dalam kolam

g. Monitoring dan evaluasi Kebermanfaatan dari hasil implementasi 

Melalui implementasi program ini, masyarakat Padukuhan Ngentak Kidul dan pengurus pasar merasakan kebermanfaatan dari segi sosial dimana permasalahan sampah yang telah terjadi sekian lama dan mengganggu pengunjung pasar dapat diselesaikan dalam progres pengolahan maggot dan ecobrick yang sedang diproses. Tumpukan sampah yang menimbulkan bau busuk dan berserakan telah berkurang dibandingkan sebelum program dijalankan. Selain itu, dari pemuda melalui karang taruna memiliki aktivitas positif yang sekaligus menjadi modal pengalaman sekaligus mempererat hubungan sosial. Sementara dari segi ekonomi hasil panen lele dan penjualan maggot dapat menambah pendapatan masyarakat di Padukuhan Ngentak Kidul. Keberadaan kolam lele dan taman ecobrick juga menjadi media dan sarana edukasi untuk anak-anak sekolah di Padukuhan Ngentak Kidul dan sekitarnya. Total masyarakat yang terlibat dan merasakan dampak program Ngewaste terdapat 5 pengurus pasar, 50 anggota karang taruna, dan sekitar 60 anakanak usia sekolah. Bagi Masyarakat Ngentak Masyarakat memiliki tambahan penghasilan dari adanya usaha budidaya maggot dan lele serta produksi ecobrick, meningkatkan inovasi dalam menggali potensi dan mengembangkan desa wisata kedepannya, dan pemanfaatan sampah organik dan anorganik serta lahan pekarangan sehingga dapat optimal serta pengembangan desa smart waste management sehingga dapat menyelesaikan masalah yang ada. Bagi Mahasiswa dan Penginisiasi Melatih kemampuan manajemen sumber daya manusia, mewujudkan kontribusi nyata kepada masyarakat dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi, dan melatih kepekaan serta kepedulian sosial serta memberikan dampak kepada masyarakat.

Bagi Desa dan Pemerintah Pemerintah daerah secara tidak langsung telah melakukan pengabdian kepada negara untuk terus melestarikan potensi lokal dan secara tidak langsung menjadi pihak yang telah berhasil menciptakan kemandirian masyarakat dalam usaha pengembangan potensi desa. Program ini juga sarana untuk mencapai SDGs ke-15 kepedulian terhadap lingkungan darat karena sampah rumah tangga masyarakat Dusun Ngentak Kidul dan sampah pasar merupakan limbah yang dapat mencemari lingkungan darat apalagi jika dibiarkan terlalu lama. Program ini diharapkan dapat membawa perubahan baru bagi pola masyarakat dalam mengolah sampah. Masyarakat menjadi lebih peduli terhadap sampah dan lingkungan sekitar. Terakhir, program ini dapat mewujudkan SDGs ke-3 yaitu kehidupan yang sehat dan sejahtera karena dengan pengelolaan sampah yang terpadu dapat mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Dengan kehidupan yang lebih sehat akan meningkatkan pula kesejahteraan masyarakat. Harapannya program ini dapat menginisiasi dusun sekitar untuk melakukan pengelolaan sampah yang lebih terpadu. Dengan demikian tujuan Bantul Bersih Sampah 2025 dapat tercapai.

Kolaborasi antar pihak Seluruh pihak yang menjadi mitra terlibat dalam implementasi di lapangan, baik dari mahasiswa anggota tim dan beberapa mahasiswa yang sebelumnya pernah mengikuti program pemberdayaan masyarakat menjadi konsultan tim dalam menjalankan program untuk mencari solusi dalam mengatasi permasalahan yang terjadi di lapangan. Selain itu, kampus juga memberikan dukungan penuh apabila ada aktivitas implementasi program yang bertabrakan dengan jadwal perkuliahan dengan memberikan dispensasi untuk dapat izin dari kelas sebanyak 25%. Masyarakat, pengurus pasar, karang taruna, dan kepala dukuh juga bersikap kooperatif dalam pelaksanaan program, bahkan banyak memberikan masukanmasukan untuk penyesuaian implementasi di lapangan. Peluang keberlanjutan 


1. Pembentukan struktur kelembagaan masyarakat Pembentukan kelembagaan dilakukan untuk menjaga konsistensi masyarakat mitra dalam menjalankan program.Struktur organisasi terdiri dari penanggung jawab utama, koordinator kelompok, sekretaris, dan bendahara. 


2. Training of Trainer Dengan kapasitas pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh Karang Taruna Guyub Adidarma dalam menjalankan program Ngewaste. Selanjutnya akan menjadi center of learning bagi warga masyarakat Padukuhan Ngentak sehingga dapat memperluas kebermanfaatan program.

3. Pembuatan rintisan usaha Budidaya maggot dan lele dapat menjadi rintisan usaha produk melalui penjualan dari skala kecil hingga skala besar.

4. Proyeksi pengembangan program Keberlanjutan dari program ini akan memperluas cakupannya dari Padukuhan Ngentak Kidul menjadi keseluruhan Padukuhan Ngentak secara bertahap. Pengambilan sampah mencakup warga Padukuhan Ngentak dan pedagang pasar Kepek.

Yuk tonton keseruannya disini : https://youtu.be/oxUfuTKJ2v0

#Innovillage2022 #DigitalUntukSemua
Share post:
Top