
Tips Membuat Proposal Socioproject Innovillage
Bandung, 17 November 2023
Program sociopreneurship terbesar di Indonesia, Innovilage 2023,
kembali menyelenggarakan sosialisasi. Sosialisasi dilaksanakan di internal
Telkom University National Campus secara online melalui Zoom Meeting pada Jumat
(17/11). Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 300 peserta yang terdiri dari
mahasiswa dan dosen yang berasal dari Telkom University National Campus
Innovillage 2023 merupakan program social project kolaborasi Telkom
Indonesia melalui Community Development Center dan Telkom University sebagai
Host. Innovillage 2023 mengusung tema ‘Empowering Young Sociopreneur for
National Development’ dan tagline #DigitaluntukSemua, hadir kembali dan
mengajak perguruan tinggi dan mahasiswa seluruh Indonesia untuk bergabung,
berinovasi serta bersama-sama menyelesaikan masalah yang di masyarakat selaras
dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals atau
SDGs.
Direktur Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Telkom University, Dr.
Kemas Muslim Lhaksmana menjelaskan bahwa Innovillage selama ini telah dilaksanakan
bersama dengan baik dan Telkom University sejauh ini juga sudah memberikan
kontribusi yang baik sebagai pelaksana maupun juga sebagai peserta. Dari sisi sebagai
peserta, tentunya Telkom University juga ingin berkontribusi memberikan
proposal-proposal yang terbaik.
“Dari sisi kita sebagai peserta, tentunya kita ingin juga
berkontribusi memberikan proposal-proposal yang terbaik. Untuk bisa memberikan
proposal-proposal yang terbaik maka yang harus kita perhatikan adalah tiga hal,
yang pertama ide, yaitu substansi yang ingin kita kerjakan dalam socialproject
Innovillage; kemudian yang kedua adalah presentasi proposal, jadi bagaimana
proposal itu kita sajikan dengan baik tidak hanya idenya yang harus baik tetapi
bagaimana proposal itu dituliskan dengan baik; dan technically sound &
impactful, yaitu proposal tersebut harus memenuhi kriteria-kriteria penilaian
yang memang sudah diberlakukan dalam kegiatan Innovillage tersebut, selain itu
tidak hanya secara teknis memenuhi checklist yang ada dalam proposal tetapi
juga ketika reviewer atau juri membaca proposal tersebut harus berkesan,”
jelasnya.
Dr. Kemas juga memberikan tips untuk membuat proposal dengan ide
yang memang secara substansial diperlukan, bermanfaat, berbeda, unik dan
menarik. Kemudian jangan lupa sertai proposal tersebut dengan foto, gambar dan
tabel.
“Perhatikan pilihan SDGs dan lokasi geografis karena pilihan SDGs
dan lokasi geografis juga tentunya penting. Harus diperhatikan juga bahwa
proposal tersebut memenuhi aspek-aspek originalitas ide, keterkaitan dengan
SDGs, inovasi project sosial, kolaborasi, kebermanfaatan, sutainability serta
tata kata dan penulisan,” ucapnya.
Dr. Kemas juga mengatakan bahwa jangan memilih SDGs yang sudah
banyak dipilih oleh orang lain, tapi cobalah pilih SDGs yang relatif sedikit
atau belum tersentuh oleh orang lain. Kemudian kita lihat juga distribusi
provinsi, apabila memungkinkan cobalah juga sentuh daerah-daerah yang memang
belum pernah disentuh oleh tim-tim yang lain sehingga dapat memberikan manfaat
ditempat yang belum banyak dikerjakan oleh tim-tim yang lain.
“Semoga kita semua bersama dapat membuat socialproject yang
kolaboratif, solutif dan melakukan engagement dengan local heroes tempat
socialproject tersebut dilaksanakan.”
Penulis: Sonia Dewi | Editor: Runik Machfiroh | Foto: Tim
Innovillage