Loading...

TBC COUNTER : Aplikasi Monitoring Penyakit TBC Berbasis Mobile); Penunjang Program DOTS

04 Oktober 2021
Telkom University

Projek

  • Judul:TBC COUNTER : Aplikasi Monitoring Penyakit TBC Berbasis Mobile); Penunjang Program DOTS
  • Tanggal:04 Oktober 2021 - 28 November 2021
  • Lokasi Sosial Projek:Jawa Barat, Kota Bandung, Bandung Kidul, Wates.

Inovator

  • Perguruan Tinggi:Telkom University
  • Ketua:Vidia Fajar Ichsani
  • Angota#1:Hanifan Nurul Haq
  • Angota#2:Wardah Nisrina

SDGs

Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan Infrastruktur, Industri dan Inovasi

Share

Deskripsi

Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah kasus Tuberkulosis (TB/TBC) tertinggi di Indonesia yaitu 123.021 Jiwa (KompasPedia.kompas.id, 2021). Dari jumlah tersebut, Kota Bandung menempati peringkat pertama dengan kasus Tuberkulosis (TB/TBC) terbanyak di Jawa Barat. Hal ini disampaikan oleh Wali Kota Bandung, Oded M. Danial pada sambutan online dalam acara puncak Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) tahun 2021. Saat ini, kita tidak hanya menghadapi pandemi Covid-19. Masih ada ‘pandemi’ lain selain Covid-19 yang harus ditangani yakni Tuberkulosis (TB/TBC). Jika tidak diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga kematian. Padahal penyakit tuberkulosis (TB/TBC) bisa sembuh dengan minum obat secara rutin selama beberapa bulan. Proses pengobatan TB/TBC Cenderung lama dan butuh disiplin tinggi. Kepatuhan pasien terhadap obat dan terapi yang diberikan adalah penentu keberhasilan pengobatan dan kesembuhan pasien. Oleh karena itu, kami memberikan solusi berupa aplikasi “TBC COUNTER” sebuah aplikasi pelayanan kesehatan berbasis android yang ditujukan untuk masyarakat desa agar dapat menanggulangi penyebaran dan penyembuhan TB/TBC.

Proses Implementasi

Periode I

Pada periode pertama, kami melakukan Riset ke Dinas Kesehatan Kota Bandung tentang jumlah penyintas TBC di Kota Bandung. Selanjutnya tim kami melakukan riset ke Puskesmas Pasawahan untuk menjelaskan mengenai program dan research mengenai jumlah pasien dan penanganan penyakit TBC di puskesmas serta bagaimana alur serta proses penyembuhan penyakit TBC.  Pada awal koordinasi dengan tim, kami mulai membagi tugas ke setiap anggota kelompok untuk membuat wireframe aplikasi serta membuat frontend aplikasi TBC Counter ini. kami juga melakukan perancangan aplikasi kedepan nya bersama dosen pembimbing tentang beberapa fitur yang akan di buat guna menunjang program minimalisir penyakit TBC ini.

Periode II

Pada periode kedua kami melakukan survey ke Puskesmas Jelengkong untuk sosialisasi program innovillage ke para tenaga kesehatan dan meminta data data yang diperlukan guna menyusun aplikasi TBC Counter yang kita buat. Data data yang kita kumpulkan seperti data jumlah penyintas, jadwal periksa mingguan, tanggal mulai pengobatan dll. serta melakukan kerjasama mitra dengan puskesmas jelengkong. Untuk pengerjaan aplikasi android dilakukan dengan membuat fitur update tanggal control dan sisa obat, fitur artikel tentang penyakit TBC, fitur nomer darurat, fitur lapor kasus, fitur edukasi, fitur riwayat control. Pada tahap pembuatan web ini dimulai dengan pembelian domain dan server lalu pembuatan fitur pada dashboard yang akan di gunakan oleh puskesmas yang terdiri dari fitur edit pasien, tambah pasien, konfirmasi minum obat, konfirmasi kirim pesan, tambah artikel dan tambah edukasi.

Periode III

Pada periode ketiga, kita melakukan sosialisasi kepada para penyintas TBC, berupa pengenalan aplikasi serta penyerahan program hibah 2 buah handphone dan kartu perdana kuota Telkomsel sebanyak 25 buah. Selanjutnya melakukan sosialisasi aplikasi kepada para Kader Kesehatan Remaja Kota Bandung dengan harapan aplikasi dipakai di 80 puskesmas dibawah naungan Dinas Kesehatan Kota Bandung dengan pemanfaatan SDM KKR di setiap puskesmas. Kami juga melakukan audiensi dengan tim Kebijakan Kota Bandung untuk membicarakan perihal harapan aplikasi agar dapat diterapkan di puskesmas puskesmas Kota Bandung.

Dengan program innovillage ini manfaat yang dapat di rasakan bagi masyarakat adalah mereka dapat memperoleh bantuan pemikiran, tenaga dan IPTEKS dalam melaksananakan pembangunan. Manfaat bagi kami selaku mahasiswa juga sangat dirasakan, kami dapat memperdalam pengertian terhadap cara berpikir dan bekerja secara kolaborasi dengan pendekatan multidisiplin, Memperdalam pengetahuan dan ketrampilan dalam menerapkan ipteks bagi pelaksanaan pembangunan, memperdalam pemahaman terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat dalam melaksanakan pembangunan, mendewasakan daya nalar dalam melakukan penelaahan, perumusan dan pemecahan permasalahan secara komprehensif, melaksanakan pembangunan dan pengembangan masyarakat berdasarksan ipteks secara multidisipliner. Kami berharap, program Innovillage ini akan terus berlanjut kedepannya untuk membangunkan kepedulian mahasiswa Indonesia agar banyak generasi muda lainnya yang terpicu untuk bergerak dan bersama-sama merumuskan solusi dan membangun Indonesia yang lebih baik lagi.

Pantau video dokumentasinya yuk

Top