Loading...

Sistem Informasi Pencatatan Data Balita

04 Oktober 2021
Telkom University

Projek

  • Judul:Sistem Informasi Pencatatan Data Balita
  • Tanggal:04 Oktober 2021 - 28 November 2021
  • Lokasi Sosial Projek:Di Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Depok, Maguwoharjo.

Inovator

  • Perguruan Tinggi:Telkom University
  • Ketua:Pratyenggo Damar Iswara Putra
  • Angota#1:Diky Ramdani

SDGs

Infrastruktur, Industri dan Inovasi

Share

Deskripsi

Inovasi Social Project

Desa Maguwoharjo adalah salah satu desa di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa ini merupakan gabungan dari empat desa lama pada tahun 1946 yaitu Paingan, Nayan, Tajem, dan Kembang. Desa ini merupakan pintu masuk Yogyakarta karena terdapat bandara internasional Adi Sucipto. Batas-batas desa Maguwoharjo adalah sebagai berikut. Batas sebelah utara adalah Desa Wedomartani, batas sebelah timur adalah Desa Purwomartani. Batas sebelah selatan adalah Kecamatan Bangutapan. Adapun batas sebelah barat adalah Desa Condongcatur. Desa Maguwoharjo memiliki luas lebih dari 15 kilometer persegi. Desa Maguwoharjo menaungi 20 padukuhan, yaitu Denokan, Krodan, Jenengan, Pugeran, Sanggrahan, Nanggulan, Demangan, Corongan, Nayan, Kalongan, Tajem, Banjeng, Sembego, Setan, Meguwo, Ringinsari, Sambilegi Lor, Sambilegi kidul, Karangploso, dan Kembang. Salah saru kegiatan kelompok PKK adalah pengumpulan data kesehatan anak dan balita. Kegiatan ini dilakukan secara periodik. Pendataan dikoordinasikan oleh puskesmas kecamatan Depok. Selanjutnya, pengumpulan data didelegasikan ke masing-masing padukuhan dan dikelola oleh kelompok PKK Rukun Warga (RW). Sampai saat ini pencatatan masih dilakukan secara manual dan selanjutnya dikumpulkan berjenjang ke padukuhan yang akhirnya diserahkan ke puskesmas keamatan Depok. Data tersebut selanjutnya di rekapitulasi di tingkat kecamatan. Kegiatan pencatatan sejalan dengan program pemerintah dalam meningkatkan taraf kesehatan anak, khususnya balita. Kegiatan ini juga selaras dengan sustainable development goals yaitu memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua usia.

Berdasarkan permasalahan pada proses pencatatan secara manual memunculkan beberapa masalah. Pertama, potensi kesalahan pencararan cukup besar. Kedua, anggota PKK kurang berminat mencatat karena cenderung merepotkan. Ketiga, seringkali pencatatan dilakukan secara berulang, antara lain berkas hilang atau tidak ditemukan. Keempat, untuk pencatatan secara manual menimbulkan kesulitan dalam melakukan analisa data dan informasi, terdapat peluang inovasi untuk melakukan digitalisasi proses pencatatan data kesehatan anak.

Video dokumentasi tonton di sini.

Top