Loading...

Sistem Pertanian Terpadu Terbarukan "SAPTA" berbasis IoT

04 Oktober 2021
Politeknik Energi dan Mineral Akamigas

Projek

  • Judul:Sistem Pertanian Terpadu Terbarukan "SAPTA" berbasis IoT
  • Tanggal:04 Oktober 2021 - 28 November 2021
  • Lokasi Sosial Projek:Jawa Tengah, Kabupaten Blora, Kedungtuban, Kalen.

Inovator

  • Perguruan Tinggi:Politeknik Energi dan Mineral Akamigas
  • Ketua:Hendra
  • Angota#1:Rizky Muhammad Afandi
  • Angota#2:Setiawan Listianto

SDGs

Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan Infrastruktur, Industri dan Inovasi

Share

Deskripsi

Indonesia merupakan suatu negara yang dilewati garis khatulistiwa, yang membuat Indonesia memiliki iklim tropis. Iklim tropis membuat Indonesia memiliki potensi untuk menjadi negara agrikultur. Namun, kebanyakan di Indonesia masih menggunakan cara tradisional dalam mengembangkan sistem pertanian. Hal itu mengakibatkan kurang optimalnya pemanfaatan lahan pertanian sehingga petani tidak mendapatkan omset yang maksimal. Pertanian di Indonesia juga masih dipengaruhi oleh iklim sehingga terkadang petani harus berhadapan dengan masalah kekurangan air ataupun perubahan cuaca. Selain itu, pada bidang perikinan terkadang ada permasalahan dari faktor alam seperti ikan yang mati karena tercemarnya air. Faktor – faktor alam tersebut dapat ditekan jika pengelolaan lahan pertanian dan perikanan mengerti tentang teknologi guna menunjang bisnis mereka. 

Desa Kalen merupakan suatu Desa yang terletak di Kabupaten Blora ,Provinsi Jawa Tengah. Sebagai salah satu daerah dataran rendah, Desa Kalen memiliki iklim yang cenderung panas. Hal tersebut mengakibatkan tidak semua jenis sayuran dapat berkembang dengan baik, terutama sayuran yang memerlukan air yang banyak seperti kangkung, bayam dan sawi. Sehingga perlu adanya inovasi agar petani bisa menanam  sayuran tersebut di segala musim. Masyarakat Desa Kalen masih belum bisa memaksimalkan lahan dengan baik. Banyak dari mereka hanya mengandalkan perkebunan monokultur maupun peternakan yang membuat hasil dari lahan mereka kurang maksimal. Sedangkan, mereka bisa mendapatkan hasil maksimal dengan cara menggabungkan antara pertanian, perikanan dan  peternakan dalam satu lahan dengan sentuhan inovasi dan teknologi. 

Selain itu Desa Kalen ini pada tahun 2020-2021 banyak petani yang mengeluhkan kalau hampir 90% masyarakatnya gagal panen dikarenakan hama tikus yang merajalela, sehingga hamper seluruh masyarakatnya terdampak dari hama tikus tersebut. Harapan kedepannya setelah kami mengimplementasikan Sistem Pertanian Terpadu Terbarukan berbasis IoT ini bisa memberikan sedikit solusi agar masyarakat di desa kalen ini yang terdampak hama bisa sedikit terbantu oleh alat yang kita implementasikan- .SAPTA sendiri akan didistribusikan ke Desa Kalen akan dikelola oleh kelompok Ibu-ibu di Desa Kalen RT 004/002 Kecamatan Kedungtuban,Kabupaten Blora. Dimana pengelolanya terdiri dari 10 Ibu-ibu serta akan dibagi kelompok yang akan mengelola hidroponik, ayam dan ikan nila. 

Pada periode ketiga ini kami dari Tim 57 yang berasal dari Politeknik energi dan Mineral Akamigas dengan judul social project Sistem Pertanian Terpadu terbarukan berbasis IoT dengan Tim yaitu Hendra dari Teknik Mesin Kilang, Rizky Muhammad Afandi dari Teknik Instrumentasi Kilang serta Setiawan Listianto dari Teknik Instrumentasi kilang,yang pertama kali kami lakukan yaitu bimbingan dahulu ke dosen pembimbing untuk meminta pendapat mengenai Langkah yang harus kami lakukan di tahap ketiga ini. Tahap awal yang kami lakukan adalah kami melanjutkan proses pemasangan kandang ayam, yang menggunakan rangka baja ringan dengan ukuran 5,5 m X 2 m dan lebar 0,8 m dengan total isi ayam petelur 100 ayam. Setelah selesai semua perakitan hidroponik, Kolam ikan dan Kandang ayam maka kami melakukan tahap uji coba percobaan oengoprasian hidroponik, kolam ikan serta ternak ayam. 

Setelah kami rasa sudah bisa dioperasikan maka kami melakukan pelatihan kepada kelompok masyarakat desa kalen untuk dapat mengetahui cara mengetahui cara merawat hidroponik yang baik dan benar, cara melakukan penyemaian yang benar. Serta pelatihan untuk melakukan cara perawatan ternak ikan nila.Pada hari berikutnya kami juga mengajak kelompok masyarakat yang diberi nama tim bramantya untuk kumpul di lokasi yang terdapat tempat social project kami untuk mendapatkan pelatihan pembuatan pakan ayam petelur yang baik dan benar dimana pada saat itu yang mengikuti tahap pelatihan terdapat 1 tim dimana 1 timnya itu 10 ibu-ibu. Pada tahap implementasi ke 3 ini kami juga disupport langsung oleh jajaran pihak Kepala Desa Kalen beserta stafnya.dan pada tahap implementasi ke 3 ini kami sering mengadakan pelatihan-pelatihan guna agar kelompok ibu-ibu ini bisa lebih mudah mengerti mengenai alat social project kami. “Semoga bisa semakin banyak lagi tim tim mahasiswa yang bisa mendapatkan pendanaan tersebut, karena banyak sekali pelajaran yang bisa ambil dari kegiatan INNOVILLAGE. Dan disisi lain, masyarakat bisa terbantu dengan program program yang dibuat oleh masyarakat.”

Intip keseruannya di video dokumentasi berikut

Top