Loading...

Cerita Dari Tempat Matahari Terbit

28 Oktober 2020
Telkom University

Projek

  • Judul:Cerita Dari Tempat Matahari Terbit
  • Tanggal:28 Oktober 2020 - 06 Desember 2020
  • Lokasi Sosial Projek:Papua Barat, Kabupaten Sorong, Sorong, Klauble.

Inovator

  • Perguruan Tinggi:Telkom University
  • Ketua:Alvaro Septra Dominggo Nauw
  • Angota#1:Muhammad Adam Nugraha
  • Angota#2:Ni Made Ayuning Dyah Gayatri

SDGs

Pendidikan Bermutu Kesetaraan Gender Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Kuat

Share

Deskripsi

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai sumberdaya terbesar di dunia, baik dari segi wilayah dan juga jumlah populasi. Maka dari itu, terdapat banyak perbedaan yang dapat ditemukan di Indonesia, yaitu agama, suku, budaya, bahasa, ras, warna kulit, dan lain-lain. Hal tersebut mengakibatkan munculnya stereotip yang melekat pada mayoritas masyarakat Indonesia, terutamanya pada masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan padat, perkotaan, pinggiran kota, dan pedesaan.

Papua adalah salah satu daerah di Indonesia bagian paling timur yang kebanyakkan masyarakat Indonesia masih mempunyai informasi yang minim akan kultur, gaya hidup, dan bahasa yang digunakan sehari-hari. Project ini bermaksud ingin memberikan literasi mengenai Papua untuk seluruh masyarakat di Indonesia agar dapat menambah ilmu pengetahuan mereka serta menghapus keyakinan stereotip umum tentang Papua. Papua dikenal sebagai daerah dengan masyarakat yang selalu melakukan kejahatan. Ini terjadi dikarenakan kurangnya informasi dari pihak Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Televisi Republik Indonesia dan juga media lainnya.

Oleh karena itu, literasi dan informasi tentang Papua amatlah diperlukan agar dapat membuka dan memperluas pandangan serta pikiran masyarakat Indonesia yang berada di luar Papua. Solusi yang akan diberikan oleh tim penulis adalah dengan memperkenalkan Papua melalui kumpulan cerita dan kisah yang dikutip dari beberapa narasumber yang tinggal di Papua. Seluruh cerita dan kisah yang diperoleh akan disusun untuk dijadikan buku elektronik yang bisa didistribusikan dengan mudah di masa pandemi ini.

Cerita Dari Tempat Matahari Terbit, itulah nama yang kami gunakan. Kami awalnya kaget karena bisa lolos top 100 Innovillage project dengan posisi 2 dari terakhir, kami sangat bersyukur dan langsung semangat untuk mengadakan rapat virtual dengan dosen pembina. Dengan ketersediaan waktu yang terbilang singkat, kami memperkirakan apa yang bisa kami lakukan untuk mengimplementasikan tujuan project kami dengan baik.

Minggu pertama kami mulai menyusun perkiraan jadwal, perancangan konsep website dan buku yang nanti akan dipublikasi. Kami memutuskan untuk mencari anak-anak sebagai narasumber, karena kami di sini menyediakan wadah untuk anak-anak menuliskan cerita mereka dan berharap hal ini bisa membuat mereka lebih semangat lagi untuk menulis dan bercerita ke orang banyak. Dalam masa pandemi ini pencarian anak-anak sebagai narasumber project kami menjadi sangat terbatas, dan kami memutuskan untuk bekerjasama dengan komunitas yang bergerak di bidang kemanusiaan yang ada di Papua dan Bali. Kami juga mulai merekrut volunteer dari anak-anak kampus yang akan bertugas untuk membina anak-anak untuk menulis cerita.

Minggu kedua perwakilan tim yang ada di Papua dan Bali mendatangi tempat komunitas dan membuat kesepakatan yang di mana nantinya proses acara berlangsung di center masing-masing komunitas dan anak-anak dari komunitas bersedia menjadi narasumber. Tim kemudian mulai menyusun rancangan anggaran, apa saja yang dibutuhkan agar kegiatan yang nantinya berlangsung di center dapat terlaksanakan dengan baik dan tentunya tetap sesuai protokol kesehatan. Kami mendapatkan 15 anak dari Papua, dan 5 anak dari Bali.

Minggu ketiga kami akhirnya bisa mengumpulkan 22 volunteer dari berbagai fakultas. Awalnya kami berencana menggunakan narasumber untuk melakukan briefing kepada volunteer agar mereka dapat membina anak-anak lebih baik lagi, namun narasumber tidak merespon dan akhirnya dosen pembina tim kami yang membriefing para volunteer. Pertemuan pertama secara virtual dengan anak-anak di Bali berlangsung dengan baik, anak-anak berkumpul di center, bertukar pikiran dengan para volunteer via Zoom Meetings, lalu mereka menulis cerita di buku tulis yang telah kami sediakan. Cerita yang telah mereka tulis mereka ceritakan ke volunteer dan volunteer yang mengetik di google drive. Sayangnya, pertemuan pertama di Papua tidak bisa dilaksanakan karena komunitas sedang berduka. Pertemuan dengan anak-anak di Bali berlangsung selama 3 kali pertemuan, di Papua selama 2 kali pertemuan, dan ketika mereka sudah selesai menulis, mereka diminta untuk membuat ilustrasi yang mewakili cerita yang telah mereka 3 tulis. Mereka membuat ilustrasi di buku gambar dan diwarnai dengan pensill warna.

Beberapa anak juga diminta untuk merekam suara mereka ketika membaca cerita yang telah mereka tulis. kami merasakan antusiasme mereka saat bercerita kepada volunteer, mereka senang ada wadah mereka untuk menulis dan senang berbagi cerita bagaimana keseharian mereka di Papua dan Bali. Tema dari cerita yang kami tentukan sebenarnya bebas, namun untuk di Bali, karena bekerjasama dengan komunitas, kebanyakan anak-anak bercerita pengalaman mereka saat mengikuti acara dari komunitas tersebut dan apa pelajaran yang dapat dipetik dan bagaimana itu dapat mengubah mereka menjadi lebih baik.

Cerita-cerita dan ilustrasi yang sudah selesai dikumpulkan, dikoreksi oleh volunteer, lalu tim desain membuat layout untuk prototype buku dan diserahkan ke masing-masing perwakilan dari komunitas. Alat-alat tulis yang difasilitasi ada yang beberapa disumbangkan untuk kegiatan komunitas selanjutnya, dan ada juga yang disumbangkan untuk anak-anak itu sendiri. Buku secara digital dipublikasi ke website yang telah dibuat yaitu www.bukansekedarcerita.id Kami berencana untuk melanjutkan cerita dari anak-anak Papua, dan kami berharap dengan project yang telah kami buat ini dapat bermanfaat bagi semua yang membaca dan mereka bisa mendapatkan sesuatu yang bisa dipelajari.

Kesan dan Pesan

Untuk kesannya, kegiatan innovillage ini benar-benar suatu pengalaman yang menarik, dari ini kami bisa belajar dan mempersiapkan diri untuk kegiatan-kegiatan pengabdian masyarakat lainnya. Walau mendapat waktu yang terbilang singkat, tiap anggota berada di zona waktu yang berbeda (WIB-WITA-WIT) dan ada beberapa hal yang sudah dirancang tapi tidak bisa dicapai karena masing-masing anggota punya kesibukan dan jadwal kuliah yang berbeda, kami merasa sangat senang bisa membantu anak-anak menuliskan cerita. Melihat anak-anak antusias, volunteer juga membina dengan baik membuat kami semakin semangat dan berdoa agar cerita-cerita yang sudah ditulis dapat 4 menginspirasi anak-anak lainnya di seluruh Indonesia, dan menghilangkan stereotipe dan asumsi buruk akan keberagaman yang ada di Indonesia. Pesan dari kami, semoga kampus semakin banyak mengadakan event seperti ini, dan semoga 100 project yang telah diimplementasi dapat bermanfaat dengan baik.

Pantau video dokumentasinya yuk

Top